Rasakan petualangan yang tidak terlupakan dengan mengikuti wisata rafting. Namun, untuk memastikan kenyamanan dan keamanan selama pengarungan sungai, seorang rafter harus memiliki sedikit pengetahuan tentang teknik arung jeram, hal ini untuk memastikan pengalaman yang menyenangkan dan aman ketika pengarungan arus sungai.
Go Adventure
+62 811-1200-996Panduan Arung Jeram
Arung Jeram, juga dikenal dengan sebutan rafting, adalah suatu kegiatan yang memadukan unsur-unsur olahraga, rekreasi, petualangan, dan edukasi yang memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
Tidak ada persyaratan khusus untuk mengikuti kegiatan pengarungan sungai, hampir semua orang dapat mencoba melakukan aktifitas arung jeram, mulai dari anak-anak dan keluarga (family rafting), remaja, dewasa, hingga orang tua.
Tidak memiliki kemampuan atau bakat berenang pun tidak menjadi hambatan/halangan bagi seseorang untuk mengikuti kegiatan arung jeram, karena yang dibutuhkan dalam pengarungan sungai hanyalah kondisi fisik yang prima, keberanian dan pengetahuan dasar arung jeram.
Kegiatan arung jeram akan lebih berkesan dan memiliki makna yang lebih dalam apabila dilakukan dengan panduan yang tepat.
Dibawah ini adalah panduan arung jeram, meliputi pembahasan tentang peralatan rafting, macam-macam instruksi dalam pengarungan sungai, dan mengenal klasifikasi tingkat kesulitan sungai.
Peralatan Rafting
Untuk dapat mengikuti kegiatan arung jeram seperti pengarungan sungai Cisadane di bogor, sungai Ayung dan Telaga Waja di Bali, Sungai Alas, Aceh, Sungai Pekalen, Jawa Timur, Sungai Lamandau, Kalimantan Tengah dan lainnya, beberapa peralatan standar yang telah ditetapkan oleh Asosiasi Olahraga Arus Deras menjadi hal yang wajib untuk digunakan.
Pada saat pengarungan sungai, yang diperlukan adalah peralatan pribadi seperti pakaian yang nyaman dan sesuai untuk kegiatan air, sepatu air atau sandal, dan pelampung pribadi. Selain peralatan pribadi tersebut yang dipersiapkan seecara personal, peralatan terpenting untuk arung jeram adalah perahu karet atau raft, tas penyimpan barang, tali pengikat, dan peralatan ke-pemandu-an arung jeram seperti trowel, tali, dan helm. Semua peralatan ini penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama mengikuti kegiatan arung jeram.
Perahu (Riverboats)
Dalam sebuah perahu arung jeram terdapat bagian-bagian nya, yaitu:
- Haluan dan Buritan (Bow and Stern)
- Chamber atau biasa disebut tube
- Lantai perahu (Floor)
- Thwart
- Tali Kapal (Boat line)
- D-Ring
- Pegangan (Handling Grip)
- Bilge Hole/self bailing
- Katup (Valve)
Cara duduk pada perahu rafting berbeda dengan cara duduk pada kursi, yaitu dengan menyamping. Posisi duduk rafter berada pada sisi perahu, baik sisi kiri atau sisi kanan, dengan kaki dalam posisi kuda-kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda dimaksudkan untuk membantu pengaturan keseimbangan badan selama pengarungan dilakukan. Saat peserta rafting duduk di perahu, harus perhatikan jangan sampai ada bagian tubuh pesereta yang terikat atau terlilit tali. Ini sangat berbahaya ketika perahu mengalami flip atau terbalik.
Posisi duduk pada perahu haruslah mudah untuk mencapai boat line. Jika boat line pada perahu terlihat kendor, skipper harus segera diberitahu untuk mengencangkan boat line tersebut agar tidak mengganggu saat pengarungan arung jeram.
Jarak antara posisi duduk dengan peserta lain harus diatur agar tidak mengganggu gerakan selama pengarungan, baik saat mendayung maupun melakukan perpindahan posisi atau instruksi moving position.
Pelampung (Life Jackets)/PFD (Personal Floating Device)
Seperti perahu, PFD atau pelampung memiliki berbagai jenis dan ukuran. Personal Floating Device terbuat dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. US Coastal Guard menganjurkan memakai PFD type III pada setiap kegiatan arung jeram. Pelampung jenis ini yang paling umum digunakan pula oleh para rafter dalam setiap pengarungannya.
PFD harus dipakai selama kegiatan arung jeram oleh setiap peserta. Pelampung atau life jacket dapat membantu pengarung agar tetap terapung jika terjadi kecelakaan dan mempermudah mengambang di air.
PFD Type III memiliki daya apung tinggi, ini dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat berada di dalam air. Oleh karenanya anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam air. Setiap PFD Type III memiliki tali atau selang penyeimbang dan bukaan bibir untuk memudahkan anda memakainya. Tali dan bukaan ini memungkinkan anda untuk memasang PFD dengan mudah dan aman. Pastikan anda memakai PFD yang sesuai dengan ukuran dan berat badan anda. Hal ini penting untuk memastikan kenyamanan dan keamanan anda selama mengikuti aktivitas arung jeram.
Cara pemakaian PFD/Pelampung:
Diperlukan pemilihan pelampung yang memiliki warna cerah. Pasikan lubang atau jahitan tidak terlepas pada pelampung, dan strap yang ada harus dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Bila bagian perut peserta rafting lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah pelampung dengan ukuran lebih besar.
Pelampung harus dipakai seperti memakai jaket. Pastikan bahwa setiap strap terpasang dengan benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur tali sehingga pelampung tidak terlalu ketat atau longgar serta nyaman ketika dipakai.
Setelah anda selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut:
- Dalam posisi berdiri, lakukanlah putaran badan ke kiri dan kanan. Pelampung tidak boleh terganggu, posisikan agar tetap stabil. Ini dapat dilihat dengan strap pelampung sejajar dengan garis vertikal. Jika ada perubahan posisi, keeratan tali harus diatur ulang. mintalah bantuan dari skipper atau rekan dalam mengatur keeratan tali pelampung.
- Dalam posisi duduk, letakkan kedua kaki anda lurus ke depan dan putar badan anda ke kiri dan kanan serta lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang dipakai tidak menghalangi gerakan tubuh anda. Bila terjadi pergeseran, attur kembali keeratan pada tiap-tiap strap.
- Masih dalam posisi duduk dan kedua kaki tetap diluruskan ke depan, mintalah bantuan skipper/rekan untuk menarik/mengangkat pelampung yang sedang anda gunakan dari bagian bahu dari arah belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi bahu pelampung tidak melebihi tinggi telinga. Jika ya, aturlah kembali keeratan pelampungnya
Dayung (Paddle)
Setiap dayung terdiri dari tiga bagian penting, yaitu:
- Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
- Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
- Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
Cara mendayung :
Dalam kegiatan arung jeram, dayung dapat dipegang dengan cara yang serupa dengan cara memegang sapu, hanya dengan perbedaan pada pegangan pada bagian “T-Grip”.
Digenggamnya bagian T-Grip dengan empat jari pada bagian atas T horisontal dengan dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah berada dibawah, sedangkan bagian T horisontal dari bawah dijepit oleh jari jempol. Cara ini sama untuk tangan kiri dan kanan, baik bagi peserta yang duduk di bagian kanan maupun kiri perahu.
Lengan yang lain dalam posisi digenggam dengan bagian gagang dayung, jaraknya sekitar sejengkal dari bilah. Penggenggaman yang terlalu dekat atau terlalu jauh dari bilah harus dihindari. Cara memegang yang sama harus diterapkan baik oleh tangan kanan maupun tangan kiri. Latihlah dengan bantuan rekan-rekan untuk membiasakan diri dengan cara memegang dayung ini melalui pemanasan.
Helm
Helm harus dipilih harus berdasarkan ukuran kepala. Pastikan bahwa tidak ada retak pada helm, dan semua tali dan strap berfungsi dengan baik. Helm harus digunakan dengan benar seperti pada umumnya.
Atur strap pada keadaan yang nyaman, jangan terlalu ketat atau terlalu longgar sehingga tidak mengganggu pandangan anda selama arung jeram. Pastikan strap sudah dipasang dan pada posisi yang benar.
Instruksi dalam pengarungan sungai
Setelah terbiasa dengan cara pemegangan dayung, instruksi penggunaan dayung akan diberikan, hal ini disebut paddle command. Prinsip dalam penggunaan dayung adalah tenaga disalurkan melalui kedua lengan yang menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu, dan arah dayungan dibantu oleh gerakan badan sesuai dengan kebutuhan tenaga untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu.
Instruksi dan teknik mendayung
Maju :
Instruksi untuk dayungan maju dilakukan oleh semua peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke belakang searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah berdiri tegak lurus terhadap permukaan atau mendekati sudut 90 derajat. Saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan dan berputar mendekati sudut 90 derajat hingga bilah dayung menyentuh air lagi. Gerakan ini berulang-ulang dilakukan sampai ada instruksi berikutnya.
Mundur:
Instruksi untuk dayungan mundur dilakukan oleh semua peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke depan searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air. Begitu juga saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan dan berputar hingga bilah dayung menyentuh air lagi. Gerakan ini berulang-ulang dilakukan sampai ada instruksi berikutnya.
Belok Kiri :
Instruksi untuk membelokkan perahu ke kiri dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk di bagian kanan perahu, sedangkan peserta di bagian kiri berhenti mendayung. Jika skipper perlu membelokkan perahu ke kiri dengan cepat, posisi peserta di bagian kiri melakukan dayungan mundur.
Untuk memperjelas instruksi, skipper biasanya akan memberikan perintah “kanan-maju” dan “kiri-mundur“, artinya peserta di bagian kanan melakukan dayungan maju dan peserta di bagian kiri melakukan dayungan mundur.
Belok Kanan :
Instruksi untuk membelokkan perahu ke kanan dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk di bagian kiri perahu, sedangkan peserta di bagian kanan berhenti mendayung. Ini merupakan kebalikan dari instruksi belok ke kiri.
Jika skipper membutuhkan membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta di bagian kanan melakukan dayungan mundur. Skipper akan memperjelas instruksi dengan mengatakan “kiri-maju” dan “kanan-mundur“. Artinya, peserta di bagian kiri melakukan dayungan maju sementara peserta di bagian kanan melakukan dayungan mundur.
Stop / Berhenti :
Instruksi untuk menghentikan dayungan adalah dengan menahan dayung sehingga tidak berada dalam air dan diposisikan di atas pangkuan.
Self Rescue
Peserta harus mematuhi peraturan dan instruksi yang diberikan oleh skipper atau pemandu arung jeram dengan baik. Selain itu, peserta harus memastikan bahwa pakaian dan peralatan mereka selalu dalam kondisi baik dan layak digunakan sebelum melakukan kegiatan. Peserta juga harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan berkoordinasi dengan teman satu perahu untuk memastikan keselamatan bersama.
Meskipun begitu, cemas tidak perlu dirasakan, karena justru di situ terletak salah satu kegembiraan yang akan dirasakan saat bermain-main dengan air.
Dalam melakukan kegiatan arung jeram, tindakan penyelamatan diri harus dipahami dengan baik. Walaupun ada skipper berpengalaman yang memandu, mereka tetap memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, tindakan penyelamatan diri harus dilakukan sebelum bantuan datang dari tim penyelamatan.
Prinsip dalam setiap tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram harus dipahami oleh setiap peserta, yaitu diri sendiri harus diselamatkan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang lain. Kondisi si penyelamat harus benar-benar aman sebelum melakukan tindakan penyelamatan untuk menghindari resiko tambahan dan meminimalisasi jumlah korban.
- Mantapkan diri dan tenangkan pikiran.
- Cari sumber bantuan seperti perahu atau peserta lain.
- Gunakan lifejacket atau pelampung sebagai alat bantu.
- Cobalah untuk mencapai perahu atau objek lain yang bisa digunakan sebagai penyangga.
- Jika memungkinkan, berusahalah untuk menjauh dari arus yang kuat.
- Selalu berkoordinasi dengan tim rescue yang datang untuk membantu.
- Bersiap-siaplah untuk ditarik atau dibantu oleh tim rescue.
- Jangan berusaha melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
1. Swimmer
Swimmer adalah istilah yang digunakan oleh para pengarung untuk menyebut seseorang yang terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram.
Hal terpenting yang harus anda lakukan keika ada terlempar dari perahu adalah tenang dan jangan panik. Langkah selanjutnya adalah berusaha untuk menemukan perahu atau pelampung dan memegangnya. Selain itu, cobalah untuk tetap berada di atas air dan berusaha untuk mengikuti arah arus. Jika anda membutuhkan bantuan, cobalah untuk memanggil atau berteriak untuk meminta bantuan.
Kemungkinan terlempar dari perahu selama arung jeram merupakan hal yang biasa dan sering terjadi. Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin bahwa setiap orang yang mengikuti kegiatan arung jeram pasti akan terlempar. Terlepas dari hal tersebut, pihak penyelenggara kegiatan arung jeram selalu berusaha memberikan perlindungan dan pengamanan yang maksimal bagi peserta.
“Hal pertama yang harus anda lakukan jika mengalami swimmer: Jangan panik!”
Hal kedua yang harus dilakukan setelah mengatasi rasa panik adalah mencari dan menyadari peralatan yang anda bawa, seperti dayung, life jacket, atau tali pengikat. Gunakan peralatan tersebut sebaik mungkin untuk membantu anda mengatasi situasi swimmer. Cobalah untuk tetap berkonsentrasi dan berpikir logis agar dapat secepat mungkin mengatasi situasi swimmer dan melakukan tindakan self rescue.
1. Teknik-teknik Berenang di Arus sungai
Posisi renang defensif :
Defensive swimming position, diposisikan dengan berenang mengikuti arus, dengan posisi terlentang dan kaki rapat, selalu berada di atas air untuk menghindari foot entrapment. Posisi defensive swimming dilakukan pada arus deras, dengan pandangan yang terarah ke hilir dan tangan digunakan sebagai pengatur keseimbangan atau untuk menuju pinggiran sungai dan menghindari rintangan lain.
Ingatlah bahwa meskipun anda tidak mengalami keadaan yang buruk saat melakukan defensive swimming dan mulai menikmatinya, posisi anda masih belum benar-benar aman. Usahakanlah untuk mencapai tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan berusaha untuk berdiri, bahkan jika pada daerah yang dangkal, sebelum anda mencapai tepian sungai atau berada pada arus yang tenang.
Posisi renang Agresif
Posisi aggressive swimming adalah posisi berenang yang dilakukan dengan melawan arus. Dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang dan dengan posisi berhadap hulu. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri ke perahu penolong, menghindari rintangan seperti strainer, sieves, dan undercut, serta untuk cepat menyeberang ke sisi tepian sungai yang lain. Tetapi perlu diingat, aggressive swimming hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang. Jika dilakukan pada arus deras, tenaga akan terbuang sia-sia dan masih terseret oleh arus deras.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu situasi di sekeliling untuk melakukan tindakan yang harus diambil dalam keadaan mengalami swimmer.
Apakah terdapat perahu yang berada di belakang anda, baik perahu yang melemparkan anda ataupun perahu lain?
“Dilakukanlah aggressive swimming atau defensive swimming menuju tepian sungai jika tidak terdapat perahu di belakang. Namun, Jika ada perahu, usahakanlah mendekatinya dari arah samping pada arus yang relatif tenang dengan aggressive swimming position dan peganglah boat line setelah dekat. Tunggulah sampai bahu pelampung anda ditarik dan dinaikkan ke atas perahu oleh rekan. Jangan mendekat dengan cara menghadap ke depan perahu karena dapat terseret.”
Apakah terdapat tim rescue yang berada di dekat anda dan siap untuk melemparkan throw bag/rescue rope?
“Jika ada, throw bag/rescue rope akan diambilkan. Bagian tali akan dipegang dengan erat, bukan bagian kantong tali. Pada saat diambil, teknik defensive swimming akan dilakukan dan akan ditarik menuju tepian sungai oleh tim rescue. Jika tidak ada, aggressive swimming atau defensive swimming dilakukan menuju tepian sungai”.
Apakah terdapat rintangan atau obstacle seperti bebatuan, dahan/ranting, atau pohon tumbang yang berada di dekat anda?
“Jika iya, daerah tersebut harus dihindari baik dengan cara berenang aggressive maupun defensive, jika tidak, dilakukanlah berenang aggressive atau defensive menuju tepian sungai”.
Apakah di dekat anda terdapat undercut, strainer, dan sieves?
“Jika ya, segeralah keluar dari bawah perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau ke samping. Jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di bawah perahu. Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai“.
Apakah anda berada di dalam hole/hydraulic (arus berputar-putar)?
“Jika ya, lakukan aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang menuju hilir. Atau dapat juga dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran dengan posisi berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki anda sekuat mungkin ke arah hilir. Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai“.
Baca Juga :
Paket Rafting Cisadane Bogor
Paket Rafting Kalibaru Sentul
Family Rafting
3 Paket Rafting Bogor Terpopuler 2023
Paket Rafting Cisadane Bogor tahun 2023
Klasifikasi tingkat kesulitan sungai
Arung jeram telah dikenal sebagai kegiatan petualangan yang sangat populer dan tidak diragukan lagi lebih populer dari kegiatan petualangan lainnya. Tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, atau profesi seseorang, kegiatan ini dapat dinikmati bersama-sama.
Sungai-sungai yang dapat diarungi saat ini telah banyak dikelola secara profesional oleh operator arung jeram. Berbagai paket kegiatan dengan tingkatan umur dan kemampuan calon rafter ditawarkan oleh mereka, mulai dari sungai yang mudah dalam hal tingkat kesulitan hingga sungai dengan tantangan dan petualangan yang lebih berat.
Berikut ini penjelasan tentang ragam tingkat kesulitan sungai:
Grade / Kelas I
Tingkat kesulitan pada sungai ini adalah yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi mulai dari flat (datar) dan tenang hingga sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan mudah terlihat. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan dalam keadaan darurat, self-rescue dapat dengan mudah dilakukan.
Grade / Kelas II
Sungai dengan tingkat kesulitan rendah hingga menengah, sangat cocok bagi para pemula. Sungai ini memiliki lebar yang memadai dan arus yang cukup deras, serta memiliki lintasan pengarungan yang jelas sehingga tidak diperlukan pengamatan terlebih dahulu.
Sesekali, manuver pada perahu perlu dilakukan. Bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung yang berpengalaman. Kejadian rafter terlempar dari perahu dan terhanyut sangat jarang terjadi dan biasanya tidak mengalami cidera yang serius. Dalam kondisi seperti ini, pertolongan atau bantuan tidak terlalu dibutuhkan. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok sebagai latihan dasar bagi kegiatan arung jeram.
Grade / Kelas III
Tingkat kesulitan pada sungai ini adalah menengah; arus tidak beraturan dan sulit serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras dan kontrol perahu pada lintasan sempit seringkali diperlukan. Bebatuan besar dan strainers mungkin ada, namun mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering terjadi, terutama pada sungai besar.
Cidera saat terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang sekali terjadi; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan, namun pertolongan bantuan sudah mulai dibutuhkan untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok sebagai kegiatan wisata keluarga atau rekreasi alternatif, dengan usia minimum 9 tahun.
Grade / Kelas IV
Tingkat kesulitan sungai ini cukup tinggi; Arus yang sangat kuat dalam sungai ini dapat ditangani dengan mengendalikan perahu yang baik. Teknik pengarungan di sungai ini sangat bergantung pada karakteristik masing-masing sungai, meskipun memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Jeram besar, hole, dan lintasan sempit yang tidak dapat dihindari membutuhkan manuver yang cepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berhenti sejenak pada arus yang sedikit tenang, untuk memantau atau bahkan untuk istirahat. Karena pada jeram tertentu, bahaya selalu ada.
Resiko cidera bagi pengarung yang terhanyut cukup tinggi dan kondisi air yang sulit membuat self-rescue sulit dilakukan, sehingga memerlukan bantuan. Pertolongan bantuan ini memerlukan latihan khusus agar teknik penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat kesulitan ini menawarkan tantangan yang menyenangkan, namun memerlukan peralatan, pengetahuan, dan pemandu yang baik.
Grade / Kelas V
Dapat dikatakan bahwa sungai dengan tingkat kesulitan tinggi hanya cocok untuk coba oleh para pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup di banyak sungai. Dalam class ini, pada sungai terdapat banyak jeram yang panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menimbulkan resiko tambahan bagi seorang rafter.
Penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram yang sulit, lubang, tebing terjal yang tak terhindari, dan air terjun seringkali ditemukan pada sungai dengan tingkat kesulitan V. Jeram yang dilewati sering terjadi secara beruntun pada jarak yang cukup panjang, sehingga memerlukan ketahanan fisik yang tinggi.
Tingkat kesulitan pada sungai ini sangat tinggi dan hanya cocok untuk para pengarung jeram yang memiliki pengalaman dan kemampuan teknik pengarungan yang baik. Pada sungai dengan tingkat kesulitan ini, banyak terdapat drops atau penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai air terjun. Jeram yang dilewati pada sungai ini sangat beruntun dengan jarak yang cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang tinggi.
Eddies atau pusaran air tenang jikalpun ada, itu sangat sedikit dan sulit untuk dicapai. Skala tertinggi pada sungai ini memiliki kombinasi jeram yang sangat beragam, seperti curler, hair, hay stakes, headwall, strainer, under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan.
Apabila terlempar dari perahu, penyelamatan sering sulit dilakukan meskipun oleh seseorang yang mahir, Alat yang tepat, pengalaman yang luas, keterampilan yang mumpuni dengan latihan yang baik merupakan hal yang harus dipunyai dan dilakukan sebelum melakukan pengarungan sungai pada level ini.
Grade / Kelas VI
Pengarungan di sungai dengan grade VI atau kelas dengan tingkat kesulitan tertinggi hampir tidak mungkin dilakukan, hal ini dikarenakan jeram yang ada sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai sangat berat dan menyebabkan tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Untuk sungai dengan tingkat kesulitan ini, hanya tim khusus yang memiliki keahlian tinggi yang boleh mengarunginya, tidak dianjurkan untuk dicoba oleh perorangan walaupun sudah seringkali mengarungi sungai tingkat kesulitan kelas V atau grade lebih rendah.
Klasifikasi tingkat kesulitan sungai yang dipakai secara internasional ini dipakai sebagai acuan. Namun, klasifikasi ini masih dapat berubah-ubah karena sangat bergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Oleh karena itu, tingkat kesulitan sungai mungkin bertambah atau berkurang pada waktu-waktu tertentu.
Oleh karenanya, di kalangan pecinta arung jeram, tanda “+” (plus) sering ditambahkan setelah “kelas sungai”. Misalnya, Sungai Citarik yang memiliki tingkat kesulitan III+. Ini berarti bahwa pada beberapa jeram tertentu, Sungai Citarik memiliki tingkat kesulitan setara dengan Sungai Kelas IV.
Simpulan Panduan Lengkap Arung Jeram
Arung jeram, yang juga dikenal dengan rafting, adalah aktivitas yang menggabungkan olahraga, rekreasi, petualangan, dan edukasi. Persyaratan khusus tidak dibutuhkan untuk mengikuti aktivitas ini. Hampir semua orang bisa mencoba pengalaman arung jeram.
Kondisi fisik yang baik / fit dan keberanian adalah hal yang paling penting, bukan kemampuan berenang. Aktivitas arung jeram akan lebih berkesan dan memiliki makna yang lebih dalam jika dilakukan dengan panduan yang tepat.
This entry was tagged in rafting and arung jeram, rafting sungai elo magelang, paket rafting, wisata rafting, rafting Cisadane, tempat rafting, harga rafting, tempat arung jeram, peralatan rafting, lokasi rafting, instruktur raftin, rekomendasi rafting, rafting cisadane, rafting citarik sukabumi, rafting sungai cisadane, wisata rafting cisadane, rafting ubud bali, petualangan rafting cisadane, sungai cisadane untuk rafting, tips wisata rafting.