Istilah dan Instruksi Dalam Arung Jeram

arung jeram

Rafting adalah wisata petualangan yang menantang dan menyenangkan, namun memerlukan persiapan dan pemahaman yang baik mengenai istilah dan instruksi pengarungan jeram. Sebelum memulai petualangan seru arung jeram di Cisadane, pastikan untuk mempelajari istilah dan instruksi penting. Dengan pemahaman yang tepat, kamu akan menikmati petualangan dengan aman dan menghindari risiko yang dapat membahayakan keselamatan! 


Go Adventure

+62 811-1200-996

Whatsapp


Arung jeram atau rafting adalah salah satu olahraga air yang sangat menantang, menggunakan perahu karet serta melewati jeram-jeram yang ada di sungai. Olahraga ini sangat populer di kalangan pecinta petualangan dan memiliki pesona tersendiri karena memadukan adrenalin berbalut keindahan alam.

Namun, sebelum memulai arung jeram, penting bagi para peserta untuk memahami beberapa istilah dan instruksi yang terkait dengan arung jeram. Salah satu instruksi yang sangat penting adalah kewajiban mengenakan alat keselamatan seperti helm, jaket pelampung, dan alas kaki. Ini adalah hal yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari bahaya yang ada di sungai.

Selain itu, para peserta juga perlu memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan arung jeram, seperti “forward paddle” yang berarti mendayung ke depan, “back paddle” yang berarti mendayung ke belakang, “left turn” yang berarti belok ke kiri, “right turn” yang berarti belok ke kanan, dan “high side” yang berarti memindahkan berat badan ke sisi perahu yang lebih tinggi untuk mencegah terbalik.

Dalam arung jeram, terdapat juga istilah “jeram” yang merupakan bagian yang sangat menantang dari kegiatan ini. Jeram adalah air yang mengalir dengan deras dan menyebabkan perubahan arus yang sangat cepat. Oleh karena itu, para peserta harus memperhatikan instruksi dari pemandu dan bekerja sama secara tim untuk melewati jeram dengan aman.

Dalam rangka menikmati arung jeram dengan aman dan menyenangkan, penting bagi para peserta untuk memahami istilah dan instruksi yang terkait dengan aktifitas ini. Dengan demikian, para peserta dapat memaksimalkan pengalaman petualangan.

14 Istilah dalam Arung Jeram

istilah dan Instruksi Dalam Arung Jeram

1. Arung jeram

Arung jeram (bahasa Inggris: whitewater rafting) adalah kegiatan rekreasi pengarungan sungai yang memiliki arus air deras, jeram, dan rintangan alami lainnya dengan menggunakan perahu karet, perahu kayaking, atau perahu rafting.

Arung jeram biasanya dilakukan di daerah pegunungan dan memerlukan keahlian khusus, peralatan keselamatan, dan pemandu arung jeram yang berpengalaman. Tujuan dari arung jeram adalah untuk menghadirkan pengalaman yang menyenangkan, menantang, dan seru di alam terbuka.

Selama arung jeram, peserta akan menghadapi berbagai tingkat kesulitan, mulai dari arus yang lambat hingga jeram yang sangat kuat. Setiap jeram biasanya diberi skala kesulitan berdasarkan klasifikasi yang ditentukan oleh American Whitewater, dengan skala yang berkisar dari I (mudah) hingga VI (sangat sulit) (Baca : Mengenal Grade Sungai untuk Arung Jeram). Pemandu arung jeram biasanya akan menentukan rute terbaik dan memberikan instruksi tentang bagaimana mengarungi sungai dengan aman.

Peserta arung jeram diharuskan untuk memakai peralatan keselamatan, termasuk helm, pelampung, dan tali pengaman. Selain itu, pemandu arung jeram dan safety kayaker akan memberikan instruksi tentang teknik arung jeram, termasuk cara memegang dayung, cara menghadapi jeram, dan cara mengendalikan perahu.

2. Jeram

Dalam arung jeram terdapat area sungai yang memiliki arus air yang deras, gelombang besar, dan rintangan alami lainnya yang dapat menimbulkan tantangan dan bahaya bagi para peserta arung jeram. Jeram terbentuk oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan elevasi sungai, batuan, dan tanah longsor.

Jeram diberi klasifikasi berdasarkan skala kesulitan yang ditentukan oleh American Whitewater, dengan kelas I hingga kelas VI. Skala kesulitan ini mencakup berbagai faktor seperti kecepatan arus, kekuatan jeram, dan rintangan alami lainnya.

Berikut adalah klasifikasi skala kesulitan jeram dalam arung jeram:

  • Kelas I: Jeram yang sangat mudah, dengan arus yang lambat dan hanya memerlukan sedikit pengalaman arung jeram.
  • Kelas II: Jeram yang mudah, dengan arus yang sedang dan beberapa gelombang kecil. Cocok untuk pemula yang ingin mencoba arung jeram.
  • Kelas III: Jeram yang menantang, dengan arus yang cepat dan gelombang besar yang dapat menimbulkan bahaya. Dibutuhkan pengalaman arung jeram yang cukup dan peralatan keselamatan yang memadai.
  • Kelas IV: Jeram yang sangat menantang, dengan arus yang sangat cepat, gelombang besar, dan rintangan yang memerlukan teknik arung jeram yang baik dan peralatan keselamatan yang lebih lengkap.
  • Kelas V: Jeram yang sangat sulit, dengan arus yang sangat cepat, gelombang besar, dan rintangan yang sangat berbahaya. Dibutuhkan pengalaman arung jeram yang sangat baik dan peralatan keselamatan yang paling lengkap.
  • Kelas VI: Jeram yang ekstrim, sangat berbahaya dan hanya bisa diarungi oleh arung jeram profesional dengan peralatan keselamatan khusus.

Jeram dapat memberikan pengalaman yang menantang dan mendebarkan bagi para peserta arung jeram, tetapi juga dapat sangat berbahaya jika tidak diatasi dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi para peserta arung jeram untuk mengikuti peraturan keselamatan dan mendengarkan instruksi dari pemandu arung jeram dan safety kayaker untuk meminimalkan risiko cedera atau kecelakaan.

3. Air tenang

Air tenang (bahasa Inggris: calm water) dalam arung jeram merujuk pada bagian sungai yang tidak memiliki arus air deras atau gelombang yang signifikan. Bagian sungai ini biasanya terletak antara jeram-jeram atau di sekitar daerah yang memiliki aliran air yang lebih lambat. Air tenang dapat memberikan kesempatan bagi para peserta arung jeram untuk beristirahat dan memulihkan energi setelah melewati jeram yang menantang.

Di sisi lain, bagian air tenang juga dapat digunakan sebagai area berlatih bagi para peserta arung jeram untuk mengasah teknik arung jeram mereka. Para peserta dapat menggunakan bagian air tenang untuk mempraktikkan teknik mendayung, seperti memutar arah, memindahkan berat badan, atau mengontrol arah perahu dalam keadaan yang lebih stabil dan aman.

Meskipun air tenang terlihat lebih aman daripada jeram-jeram, namun penting untuk tetap waspada dan mengenakan peralatan keselamatan yang tepat. Beberapa bahaya yang mungkin terjadi di bagian air tenang adalah terjepit di bawah batu, tersangkut pada kayu, atau tergelincir dan jatuh dari perahu. Oleh karena itu, para peserta arung jeram harus selalu waspada dan mengikuti instruksi dari pemandu arung jeram atau safety kayaker untuk meminimalkan risiko kecelakaan.

4. Paddle

Paddle (bahasa Inggris: dayung) adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan kajak atau perahu dalam arus air sungai. Paddle memiliki bilah datar dan lebar di kedua ujungnya, dengan gagang di tengahnya yang digunakan untuk menggenggamnya. Paddle biasanya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan air seperti fiberglass, karbon, atau kayu.

Paddle digunakan oleh peserta arung jeram untuk mengontrol arah perahu dan kecepatannya. Paddle digunakan dengan teknik dayung yang tepat untuk mempercepat atau memperlambat gerakan perahu dan untuk mengubah arah yang sesuai dengan kondisi sungai yang dihadapi. Teknik dayung yang tepat sangat penting dalam arung jeram karena dapat mempengaruhi kecepatan, kestabilan, dan keamanan peserta.

Paddle juga digunakan sebagai alat pendorong ketika peserta arung jeram menghadapi jeram dengan arus yang sangat deras atau mengalami kendala dalam menggerakkan perahunya. Para peserta dapat menggunakan paddle untuk menolong rekan mereka yang tersangkut atau untuk mendorong perahu ke tepi sungai jika terjadi keadaan darurat.

5. Perahu karet

Perahu karet atau rafting (bahasa Inggris: rubber rafting) adalah mode transfortasi air untuk mengarungi arus air sungai dengan kecepatan yang bervariasi, termasuk jeram-jeram. Perahu karet biasanya terbuat dari bahan karet tahan air yang kuat dan fleksibel, serta dilengkapi dengan beberapa fasilitas keselamatan seperti tali pengaman dan lainnya.

Perahu karet biasanya dirancang untuk menampung beberapa orang, termasuk untuk peserta arung jeram dan guide yang bertugas untuk mengarahkan perahu. Peserta arung jeram harus mendayung dengan tepat untuk membantu guide dalam mengarahkan perahu ke arah yang diinginkan. Dalam perahu karet, peserta harus bekerja sama secara tim dan saling membantu untuk mengatasi tantangan yang ada di sepanjang sungai.

Selain arung jeram, perahu karet juga digunakan untuk kegiatan lain seperti ekspedisi, penelitian, dan penyelamatan. Menggunakan perahu karet ini memerlukan keterampilan dan pengetahuan teknik arung jeram serta keselamatan, sehingga para peserta perlu mengikuti pelatihan dan instruksi yang diberikan oleh guide atau instruktur yang berpengalaman sebelum memulai kegiatan.

6. Rafting guide

Rafting guide adalah seorang profesional yang terlatih dan berpengalaman dalam mengarahkan perahu karet atau perahu rafting dalam arung jeram. Tugas utama dari seorang rafting guide adalah untuk mengarahkan perahu dan memastikan keselamatan peserta selama perjalanan arung jeram.

Seorang rafting guide biasanya bertanggung jawab untuk memilih jalur yang aman dan sesuai dengan kemampuan peserta, memberikan instruksi teknis dan keselamatan sebelum memulai perjalanan, serta mengawasi peserta selama perjalanan. Selain itu, rafting guide juga terlatih untuk mengatasi situasi darurat seperti peserta yang jatuh dari perahu atau perahu yang terbalik.

Untuk menjadi seorang rafting guide, seseorang harus memiliki keterampilan dayung yang baik, pengetahuan tentang arung jeram dan kondisi sungai yang berbeda, serta pelatihan dalam keselamatan dan pertolongan pertama. Rafting guide juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki keterampilan kepemimpinan yang kuat untuk memimpin dan mengkoordinasikan peserta dalam situasi yang mungkin berbahaya.

7. Safety kayaker

Adalah seorang individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi keselamatan para peserta arung jeram selama aktivitas. Seorang safety kayaker biasanya dilengkapi dengan perahu kayaking dan peralatan keamanan seperti pelampung, helm, dan tali pengaman.

Safety kayaker bertugas untuk membantu tim arung jeram dalam berbagai situasi, termasuk saat perahu terbalik atau terlepas, membantu peserta yang jatuh dari perahu untuk naik kembali, memberikan pertolongan pertama jika diperlukan, dan membantu para peserta yang lelah atau kesulitan dalam mengikuti arus sungai.

Selain itu, safety kayaker juga bertugas untuk memantau kondisi sungai, seperti adanya bahaya batu besar, jeram yang sangat kuat, atau arus yang kencang, dan memberikan peringatan kepada peserta arung jeram jika terjadi situasi yang berbahaya.

Dalam beberapa kasus, safety kayaker juga dapat memimpin atau membantu peserta dalam menjelajahi jalur arung jeram. Dalam hal ini, safety kayaker akan bertindak sebagai pemandu dan membantu para peserta dalam melalui jeram atau bahaya lainnya.

8. Eddy

Istilah “eddy” (atau sering juga disebut eddies) merujuk pada arus sungai yang berputar ke dalam atau berputar mundur ke arah aliran sungai utama. Biasanya, eddy terbentuk di sekitar batu besar atau rintangan di tengah sungai, atau di ujung sungai yang berbelok atau membentuk sudut tajam.

Peserta arung jeram dapat menggunakan eddy untuk beristirahat atau menghindari bahaya di sungai. Ketika perahu memasuki eddy, air yang berputar ke dalam akan memperlambat perahu dan menghentikan gerakannya. Ini membuat perahu dapat bergerak secara horizontal atau mundur dalam eddy, yang sering kali merupakan area yang lebih tenang dan aman di sekitar sungai.

Selain itu, eddy juga dapat digunakan sebagai titik awal untuk mencapai sisi sungai yang berlawanan dari arus utama. Teknik ini biasa disebut sebagai “eddy hopping“. Peserta arung jeram akan mengarahkan perahu ke arus utama dan kemudian memasuki eddy, sebelum meluncur kembali ke arus utama untuk mencapai sisi sungai yang diinginkan.

Pemandu arung jeram dapat memberikan instruksi yang lebih spesifik tentang bagaimana keluar dari eddy dengan aman, namun hal ini tergantung pada kondisi sungai dan keahlian peserta arung jeram. Mengendalikan eddy dengan benar dapat membantu meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam arung jeram.

9. Ferry

Merujuk pada teknik memindahkan perahu melintasi aliran sungai dari satu sisi ke sisi lainnya dengan cara melawan arus menggunakan sudut dan gaya aliran sungai. Teknik ini biasanya digunakan saat peserta arung jeram harus memindahkan perahu dari satu sisi sungai ke sisi lainnya tanpa harus turun ke sungai yang dalam atau mengatasi jeram yang berbahaya.

Pada dasarnya, teknik ferry mengandalkan sudut kemiringan perahu pada arus sungai untuk menggerakkan perahu secara diagonal melintasi sungai. Peserta arung jeram menggunakan gerakan paddle atau pengayuh untuk mempertahankan sudut perahu, sehingga perahu dapat melintasi sungai tanpa terbawa arus.

Teknik ferry dapat digunakan untuk melintasi sungai dalam situasi-situasi seperti ketika arung jeram harus mencapai sisi sungai yang berlawanan, mencari jalur terpendek melalui sungai yang dangkal, atau menghindari halangan seperti jeram atau batu besar yang ada di tengah sungai. Teknik ferry memerlukan koordinasi yang baik antara peserta arung jeram dan membutuhkan keterampilan dan pengalaman untuk dilakukan dengan aman dan efektif.

10. High side

Merujuk pada sisi perahu yang terangkat lebih tinggi dari permukaan air karena terkena tekanan arus atau jeram yang kuat. Saat menghadapi jeram yang kuat, tekanan air dapat menyebabkan perahu terbalik atau terguling. Untuk mencegah hal ini, peserta arung jeram harus bekerja sama untuk menjaga keseimbangan perahu dengan cara mengarahkan berat badan mereka ke “high side” atau sisi perahu yang terangkat.

Dalam situasi seperti ini, pemandu arung jeram akan memberi instruksi kepada peserta untuk segera menggerakkan tubuh mereka ke sisi yang terangkat, dan menggunakan kekuatan tubuh untuk menjaga keseimbangan perahu dan mencegahnya terbalik atau terguling. Instruksi ini dapat disampaikan dengan menggunakan istilah “High side!” atau “Kiri/Kanan high side!” untuk meminta para peserta arung jeram untuk menggerakkan berat badan mereka ke sisi perahu yang terangkat.

Perintah “high side” biasanya terdengar dalam situasi-situasi yang memerlukan kewaspadaan dan koordinasi yang tinggi, dan dapat membantu menghindari situasi yang berbahaya bagi keselamatan para arung jeram.

11. River right

Merujuk pada sisi kanan (atau sisi searah jarum jam) dari aliran sungai ketika menghadapi jeram atau halangan lainnya. Seperti “River left“, “River right” digunakan sebagai petunjuk arah untuk memandu arung jeram yang aman.

Istilah “River right” atau “kanan sungai” untuk memberi tahu para pesereta arung jeram bahwa mereka harus mengarah ke sisi kanan sungai untuk menghindari bahaya atau mengatasi jeram tertentu. Hal ini juga penting untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi antara peserta arung jeram.

12. River left

Merujuk pada sisi kiri (atau sisi yang berlawanan arah jarum jam) dari aliran sungai ketika menghadapi jeram atau halangan lainnya. Dalam konteks ini, “River left” digunakan sebagai petunjuk arah untuk memandu arung jeram yang aman.

Istilah “River left” atau “kiri sungai” untuk memberi tahu para arung jeram bahwa mereka harus mengarah ke sisi kiri sungai untuk menghindari bahaya atau mengatasi jeram. Hal ini penting untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi antara peserta arung jeram.

13. Put in

Put in dalam arung jeram merujuk pada lokasi awal atau titik mulai dari sebuah perjalanan arung jeram di sungai atau aliran air. Biasanya, put in terletak di tepi sungai atau di tempat parkir yang dekat dengan sungai.

Di sini, para peserta arung jeram akan bersiap-siap untuk memulai perjalanan arung jeram. Setelah briefing dan memakai peralatan keselamatan yang diperlukan, peserta akan memasuki air dari titik put in ini dan mulai mengarungi sungai sesuai dengan tingkat kesulitan yang ditentukan. Setelah mencapai titik akhir atau take out, perjalanan arung jeram selesai dan peserta akan membawa perahu dan peralatan keselamatan kembali ke titik put in.

14. Take out

Istilah “take out” dalam arung jeram merujuk pada area atau lokasi di mana perahu dan para peserta berhenti dan keluar dari sungai setelah menyelesaikan perjalanan arung jeram. Biasanya, take out dilakukan di tepi sungai yang dapat diakses oleh kendaraan atau berjalan kaki. Di sini, perahu dan peralatan arung jeram lainnya seperti pelampung, helm, dan dayung dikumpulkan dan disimpan dengan aman. Take out juga menjadi tempat di mana para peserta dapat menikmati makanan ringan atau minuman setelah menyelesaikan perjalanan arung jeram.

Instruksi dalam Pengarungan

istilah dan Instruksi Dalam Arung Jeram

Instruksi paddle command yang umum digunakan dalam arung jeram antara lain “forward paddle” yang artinya adalah dayung maju, “back paddle” yang artinya dayung mundur, “left turn” atau “right turn” yang artinya belok kiri atau belok kanan, “stop” yang artinya berhenti, dan “hold on” yang artinya pegangan kuat-kuat. Instruksi-instruksi tersebut diberikan untuk mengatur gerakan dayung dan arah perahu selama aktivitas arung jeram.

Dalam melakukan arung jeram, penting untuk memahami instruksi paddle command dengan baik. Instruksi ini sangat penting untuk mengatur gerakan dayung dan mengarahkan perahu dengan tepat. Selain itu, dengan memahami instruksi paddle command dengan baik, maka anda dapat berkomunikasi dengan baik pada rekan satu tim maupun instruktur selama aktivitas arung jeram.

Dalam menggunakan dayung, tenaga dari kedua lengan harus seimbang dan digerakkan secara sinkron. Selain itu, gerakan dayung juga dibantu dengan gerakan badan dan disesuaikan dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk mengatur dan mengarahkan perahu. Dengan memahami prinsip dasar penggunaan dayung dan instruksi paddle command dengan baik, maka anda dapat menjalankan aktivitas arung jeram dengan aman dan menyenangkan.

Instruksi teknik dasar mendayung

istilah dan Instruksi Dalam Arung Jeram

1. Belok Kanan (Turn Right)

Adalah instruksi yang diberikan untuk mengubah arah perahu ke arah kanan. Instruksi ini kebalikan dari “Belok Kiri” atau “Turn Left“. Untuk melakukan gerakan belok ke kanan, peserta yang duduk pada sisi kiri perahu akan melakukan dayungan maju, sementara peserta pada sisi kanan akan berhenti mendayung.

Saat skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, maka posisi peserta yang duduk pada bagian kanan harus melakukan dayungan mundur. Untuk memperjelas instruksi, skipper biasanya akan memberikan instruksi “kiri-maju” dan “kanan-mundur“! Ini artinya, peserta yang duduk di bagian kiri perahu melakukan dayungan maju, sementara peserta yang duduk di bagian kanan perahu melakukan dayungan mundur. Hal ini akan membantu untuk memudahkan koordinasi dan memastikan pergerakan perahu yang diinginkan.

2. Belok Kiri (Turn Left)

Instruksi untuk membelokkan perahu ke arah kiri, peserta harus melakukan dayungan maju di sisi kanan perahu, sementara peserta di sisi kiri harus berhenti mendayung. Namun, jika skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu ke kiri secara cepat, peserta yang duduk di sisi kiri perahu perlu melakukan dayungan mundur sebagai gantinya.

3. Maju (Forward)

Adalah instruksi yang diberikan untuk melakukan dayungan maju, di mana seluruh peserta akan menarik blade atau bilah dayung ke arah belakang searah perahu. Posisi blade atau bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus atau mendekati sudut 90 derajat terhadap permukaan. Saat dayung keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan, kemudian diputar mendekati 90 derajat hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.

4. Mundur (Backwad)

Dayung mundur lebih sulit dilakukan daripada dayung maju, karena memerlukan koordinasi dan sinkronisasi antara peserta dalam menarik blade/bilah dayung. Peserta di sebelah kiri akan menarik dayung ke arah depan, sedangkan peserta di sebelah kanan menarik dayung ke arah belakang. Dalam gerakan dayung mundur, peran tubuh juga sangat penting, di mana peserta harus membungkuk dan menarik dayung ke arah tubuh untuk menghasilkan dayung yang kuat dan terkoordinasi.

5. Berhenti (Stop)

Instruksi “Stop” digunakan untuk menghentikan dayungan. Seluruh peserta harus mengeluarkan blade/bilah dayung dari air dan menggenggam dayung di atas pangkuan mereka. Dengan semua dayung berada di luar air, perahu akan berhenti secara perlahan.

Simpulan Intruksi dan Istilah dalam Rafting

istilah dan Instruksi Dalam Arung Jeram

Arung jeram atau rafting merupakan olahraga air yang menantang dengan menggunakan perahu karet untuk melewati jeram di sungai. Olahraga ini populer di kalangan pecinta petualangan karena memadukan adrenalin dan keindahan alam. Sebelum memulai arung jeram, peserta perlu memahami beberapa istilah dan instruksi terkait dengan olahraga ini, termasuk kewajiban mengenakan alat keselamatan seperti helm, jaket pelampung, dan sepatu bot, yang sangat penting untuk melindungi diri dari bahaya di sungai.

Agar dapat menikmati arung jeram dengan aman dan menyenangkan, peserta harus memahami istilah dan instruksi terkait olahraga ini. Hal ini akan memungkinkan peserta untuk memaksimalkan pengalaman petualangan mereka sekaligus menjaga keselamatan diri dan anggota tim.


Home » Blog » Istilah dan Instruksi Dalam Arung Jeram

This entry was tagged arung jeram cisadane and arung jeram bogor, family rafting,.